Artikel submission telah lama menjadi cara populer yg digunakan oleh banyak marketer, webmaster maupun blogger online untuk mempromosikan situs mereka. Bagi yg tidak tau apa itu article submission, artikel submission (atau disebut juga dgn artikel marketing) adalah artikel yang dibuat oleh anda sendiri lalu di submit (kirim) ke situs-situs artikel direktori. Artikel anda tidak akan langsung dipublikasi karena harus melalui proses review dolo, jika para editor merasa artikel anda menarik, sesuai dengan guideline dan pantas dipublikasikan maka konten tersebut akan disimpan pada servernya lalu di onlinekan. Konten yg di submit biasanya selalu ada link (backlink) yg disisipkan untuk ngelink balik ke situs sang penulis.
Namun banyak juga para marketer yg tidak tertarik dengan cara ini karena dengan taktik ini biasanya pihak yang paling diuntungkan adalah si pemilik website artikel submissionnya itu sendiri. Selain itu, bagi mereka, jumlah pengunjung yg nge-klik link authornya perbulan pun amat kecil. Di tahun2 terakhir ini, beberapa company besar juga terjun ke bisnis ini, mereka membuat website dan membuat sendiri konten2 mereka. Salah satu dari mereka yg sudah dikenal adalah Suite101, wikiHow and eHow. Walaupun kehadiran mereka sangat menguntungkan bagi si Google, namun konten yg mereka keluarkan tiap tahun tambah lama tambah tidak berkualitas dan banyak juga yg dikategorikan sebagai spam. Konten-konten inilah yg belakangan ini terus bertebaran ke berbagai keyword pada mesin pencari Google.
Karena ini, Google memutuskan untuk membuat suatu perubahan, Google Panda sengaja dirancang untuk membersihkan ‘sampah-sampah’ tersebut. Walaupun awalnya Google menghimbau bahwa perubahan ini dimaksudkan untuk memotivasi para penulis online untuk membuat artikel yg lebih unik, orisinal dan menarik tetapi akhirnya dapat dilihat secara jelas bahwa tindakan ini dilakukan untuk memperlemah kekuasaan para website yg mengandung content farms. Suka atau tidak, artikel direktori menjadi incaran utama oleh perubahan algoritma ini.
Kalau begitu, apakah artikel marketing masih efektif? Kemungkinan besar cara ini masih akan terus ditempuh oleh para marketer tetapi hanyalah mereka harus lebih menguras tenaga untuk menjadikan artikel mereka lebih menarik untuk dibaca oleh para editor.
Ezinearticles merupakan salah satu situs artikel submission yang kena paling keras oleh dampak dari sang Panda. Tidak lama setelah perubahan algoritma Panda diluncurkan, CEO Ezinearticles Chris Knight mulai merencanakan perubahan yg akan dilakukan untuk menyesuaikan keinginan sang Panda. Perubahan itu termasuk meningkatkan jumlah kata minimal tiap arikel menjadi 400, mengurangkan jumlah iklan yg tampil di tiap halaman, tidak lagi menerima artikel submission melalui Plugin Wordpress, menghapus artikel yg dianggap pendek, spammy dan tidak bermanfaat.
Sedangkan HubPages yang sadar jika dirinya juga kena dampak dari serangan sang Panda telah merubah beberapa syarat untuk semua anggotanya, termasuk memperketat saringan konten yg copas alias copy paste, minimal harus terdapat 50 kata untuk tiap produk Amazon yg ditawarkan, capsule yg terdapat eBay, Amazon, RSS maupun Link capsule tidak diperbolehkan untuk berada pada tempat pertama full pada sebuah hub. Dan lain lainnya.
Berikut ini adalah beberapa situs yg terkena dampak paling keras menurut para researchers:
1. About.com
2. Ciao.co.uk
3. Answers.com
4. Reviewcentre.com
5. Brothersoft.com
Dan berikut ini beberapa situs yg paling beruntung terdongkrak keatas oleh perubahan tersebut:
1. Youtube.com
2. Wikipedia.org
3. Blogspot.com
4. Yahoo.com
5. eHow.com
Sabtu, 05 Maret 2011
Perubahan Algoritma Google Panda Terbaru 2011
Bagi anda yg sering menghabiskan waktunya menekuni dan melakukan research tentang SEO mungkin setidaknya anda pasti sudah tau tentang perubahan besar algoritma yang dilakukan Google pada February kemarin (2011). Disebut sebagai Google Panda Update, Google telah melakukan beberapa perubahan besar yang telah berdampak pada Google bagian US dan kabarnya bagi yg berada di luar US pun tinggal menunggu giliran.
Perubahan ini juga telah membuat para bisnis dan penulis online dengan websitenya menjadi gelisah. Banyak org melaporkan bahwa statistik pengunjung situs mereka menurun drastis. Anda bisa mengeceknya melalui Google Analytic untuk mengetahui apakah anda salah satunya yg sudah di ‘hit’ oleh panda tersebut.
Bagi website yang sepenuhnya mengharapkan pengunjungnya datang dari Google, maka hilangnya halaman mereka dari dua halaman paling depan mesin pencari Google (dimana menurut para survey lebih dari 95% para pencari hanya akan bertahan pada dua halaman tersebut) bisa diartikan sebagai “Skak” atau bahkan “Skak Mat”. Pada bulan Februari kemarin Google juga telah merilis Chrome browser extension yang dinamakan Personal Blocklist. Fitur ini dapat digunakan untuk memblokir situs2 yang anda tidak suka yang tampil pada browser anda. Dengan melakukan ini anda juga sebenarnya sedang membantu Google untuk menyaring situs2 yg ‘menjengkelkan’.
Google (dan internet secara keseluruhan) sedang bergerak menuju Web 3.0 dan oleh sebab itu mereka sedang berusaha mempercanggih teknologinya ke arah sana. Salah satu perubahan yg dilakukan Google dimaksudkan untuk membuat Google search result lebih efektif, bermanfaat dan terhindar dari berbagai situs spam maupun situs-situs yg tidak berkualitas.
Michael Wysz, salah satu anggota team dari Google Product Quality yg bekerja dengan para webmasters memberi masukan untuk para penulis maupun bisnis online yaitu untuk membuat konten yang berkualitas adalah yang paling utama untuk mencegah ditendangnya oleh sang panda. Menurut Google, panda update sebagian besar dirancang untuk memberi ranking yg lebih baik pada situs yg memiliki konten yg original dan informatif sekaligus menyeret turun website2 yg memiliki banyak 'spammy backlinks'. Google juga menambahkan bahwa konten yg tidak berkualitas dapat mempengaruhi rangking situs tersebut secara keseluruhan.
Google juga menggunakan sistim ‘berapa lama si pengunjung berada pada halaman website anda’ untuk menentukan nilai value sebuah halaman atau website. Ini bisa diibaratkan seperti Google telah memasang stopwatch pada tiap halaman website dan ketika Google menampilkan halaman anda pada visitor maka stopwatch itupun akan mulai berhitung. Lebih lama si pengunjung melihat halaman situs anda maka Google akan menganggap bahwa halaman website tersebut adalah website berguna. Jika si pengunjung tidak tertarik dan langsung menutupnya maka pengunjung tersebut telah otomatis nge-vote bahwa halaman situs anda tidak berkualitas. Faktor lain yg ikut berpengaruh yaitu berapa persen pengunjung anda yg tertarik untuk balik lagi ke website anda dalam jangka waktu tertentu.
Konten sebuah halaman dan title tag yg tidak sesuai juga bisa membuat sang panda marah. Keyword stuffing atau penggunaan kata kunci yg berlebihan sebaiknya diperbaiki. Jika halaman anda terlalu banyak konten2 copyan dari halaman lain anda dalam satu situs, anda sebaiknya menghapusnya atau memperbaikinya (dan bisa di 301) atau blok dari Google dengan robot.txt. Anda juga bisa menyisipkan tag rel=canonical untuk halaman ‘dupe’ untuk memberitahu Google bahwa halaman tersebut jgn dianggap sebagai halaman dupe.
Google Webmaster Tools menyarankan agar kita tidak meletakkan terlalu banyak javascript dan ‘lookups’ untuk mempercepat loading time halaman web.
Kata kunci atau keyword seharusnya terdapat pada nama domain dan URL ataupun nama file (spasi diganti menjadi hyphen). Keyword2 anda juga sebaiknya digunakan secara benar pada title tag (10 – 60 huruf), description meta tag (kurang dari 200 huruf) dan keyword meta tag (kurang dari 10 kata). Tiap kata di keyword meta tag harus terdapat di bagian body halaman, jika tidak Google akan men’cap’nya sebagai halaman yg tidak saling berhubungan. Tiap kata pada keyword meta tag ini juga tidak disarankan terdapat lebih dari dua kata.
Kata kunci pada H1 – H3, link atau anchor texts juga bagus untuk SEO.
Usahakan size di tiap file halaman tidak melebihi 100k, file size yg kecil (kurang dari 40k) dikabarkan lebih disukai oleh search engine dan pada tiap halaman tidak disarankan terdapat lebih dari 100 link out oleh para pakar SEO.
Menurut artikel dari para pakar SEO, “panda slap” atau “gamparan dari si panda” tidak di aplikasikan ke satu situs melainkan pada halaman2 yg melanggar saja. Jadi anda bisa perhatikan pada statistk analytics anda bahwa sebagian halaman2 anda mungkin akan turun drastis pada rangking search engine dan yg lain tidak atau bahkan malah naik.
Selain dari itu, peraturan peraturan lama masih tetap berlaku seperti backlink tetap merupakan salah satu strategi terampuh untuk menaikkan posisi di mesin pencari. Larangan2 lama seperti autoblogging atau situs yg dibuat hanya untuk keperluan adsense (atau situs yg terlalu banyak iklan) adalah tindakan yg selalu tidak dianjurkan oleh sang mesin pencari raksasa Google. Banyak website artikel submission terkenal juga terkena dampaknya seperti Ezinearticles.com, Hubpages.com, Squidoo.com dll. Maka dari itu mereka juga merencanakan penghapusan sebagian dari ads mereka seperti kontera dll karena merasa terancam oleh panda.
Perubahan ini juga telah membuat para bisnis dan penulis online dengan websitenya menjadi gelisah. Banyak org melaporkan bahwa statistik pengunjung situs mereka menurun drastis. Anda bisa mengeceknya melalui Google Analytic untuk mengetahui apakah anda salah satunya yg sudah di ‘hit’ oleh panda tersebut.
Bagi website yang sepenuhnya mengharapkan pengunjungnya datang dari Google, maka hilangnya halaman mereka dari dua halaman paling depan mesin pencari Google (dimana menurut para survey lebih dari 95% para pencari hanya akan bertahan pada dua halaman tersebut) bisa diartikan sebagai “Skak” atau bahkan “Skak Mat”. Pada bulan Februari kemarin Google juga telah merilis Chrome browser extension yang dinamakan Personal Blocklist. Fitur ini dapat digunakan untuk memblokir situs2 yang anda tidak suka yang tampil pada browser anda. Dengan melakukan ini anda juga sebenarnya sedang membantu Google untuk menyaring situs2 yg ‘menjengkelkan’.
Google (dan internet secara keseluruhan) sedang bergerak menuju Web 3.0 dan oleh sebab itu mereka sedang berusaha mempercanggih teknologinya ke arah sana. Salah satu perubahan yg dilakukan Google dimaksudkan untuk membuat Google search result lebih efektif, bermanfaat dan terhindar dari berbagai situs spam maupun situs-situs yg tidak berkualitas.
Michael Wysz, salah satu anggota team dari Google Product Quality yg bekerja dengan para webmasters memberi masukan untuk para penulis maupun bisnis online yaitu untuk membuat konten yang berkualitas adalah yang paling utama untuk mencegah ditendangnya oleh sang panda. Menurut Google, panda update sebagian besar dirancang untuk memberi ranking yg lebih baik pada situs yg memiliki konten yg original dan informatif sekaligus menyeret turun website2 yg memiliki banyak 'spammy backlinks'. Google juga menambahkan bahwa konten yg tidak berkualitas dapat mempengaruhi rangking situs tersebut secara keseluruhan.
Google juga menggunakan sistim ‘berapa lama si pengunjung berada pada halaman website anda’ untuk menentukan nilai value sebuah halaman atau website. Ini bisa diibaratkan seperti Google telah memasang stopwatch pada tiap halaman website dan ketika Google menampilkan halaman anda pada visitor maka stopwatch itupun akan mulai berhitung. Lebih lama si pengunjung melihat halaman situs anda maka Google akan menganggap bahwa halaman website tersebut adalah website berguna. Jika si pengunjung tidak tertarik dan langsung menutupnya maka pengunjung tersebut telah otomatis nge-vote bahwa halaman situs anda tidak berkualitas. Faktor lain yg ikut berpengaruh yaitu berapa persen pengunjung anda yg tertarik untuk balik lagi ke website anda dalam jangka waktu tertentu.
Konten sebuah halaman dan title tag yg tidak sesuai juga bisa membuat sang panda marah. Keyword stuffing atau penggunaan kata kunci yg berlebihan sebaiknya diperbaiki. Jika halaman anda terlalu banyak konten2 copyan dari halaman lain anda dalam satu situs, anda sebaiknya menghapusnya atau memperbaikinya (dan bisa di 301) atau blok dari Google dengan robot.txt. Anda juga bisa menyisipkan tag rel=canonical untuk halaman ‘dupe’ untuk memberitahu Google bahwa halaman tersebut jgn dianggap sebagai halaman dupe.
Google Webmaster Tools menyarankan agar kita tidak meletakkan terlalu banyak javascript dan ‘lookups’ untuk mempercepat loading time halaman web.
Kata kunci atau keyword seharusnya terdapat pada nama domain dan URL ataupun nama file (spasi diganti menjadi hyphen). Keyword2 anda juga sebaiknya digunakan secara benar pada title tag (10 – 60 huruf), description meta tag (kurang dari 200 huruf) dan keyword meta tag (kurang dari 10 kata). Tiap kata di keyword meta tag harus terdapat di bagian body halaman, jika tidak Google akan men’cap’nya sebagai halaman yg tidak saling berhubungan. Tiap kata pada keyword meta tag ini juga tidak disarankan terdapat lebih dari dua kata.
Kata kunci pada H1 – H3, link atau anchor texts juga bagus untuk SEO.
Usahakan size di tiap file halaman tidak melebihi 100k, file size yg kecil (kurang dari 40k) dikabarkan lebih disukai oleh search engine dan pada tiap halaman tidak disarankan terdapat lebih dari 100 link out oleh para pakar SEO.
Menurut artikel dari para pakar SEO, “panda slap” atau “gamparan dari si panda” tidak di aplikasikan ke satu situs melainkan pada halaman2 yg melanggar saja. Jadi anda bisa perhatikan pada statistk analytics anda bahwa sebagian halaman2 anda mungkin akan turun drastis pada rangking search engine dan yg lain tidak atau bahkan malah naik.
Selain dari itu, peraturan peraturan lama masih tetap berlaku seperti backlink tetap merupakan salah satu strategi terampuh untuk menaikkan posisi di mesin pencari. Larangan2 lama seperti autoblogging atau situs yg dibuat hanya untuk keperluan adsense (atau situs yg terlalu banyak iklan) adalah tindakan yg selalu tidak dianjurkan oleh sang mesin pencari raksasa Google. Banyak website artikel submission terkenal juga terkena dampaknya seperti Ezinearticles.com, Hubpages.com, Squidoo.com dll. Maka dari itu mereka juga merencanakan penghapusan sebagian dari ads mereka seperti kontera dll karena merasa terancam oleh panda.
Langganan:
Postingan (Atom)